Selasa, 19 Januari 2010

Kesedihan Yang Mendalam Tanpa Ada Yang Mampu Mengobati

* * *

Cintaku bertepuk sebelah hati, sayangku bertepuk sebelah jiwa, rinduku bertepuk sebelah nyawa...!!!

Tuhan... Mungkin memang hanya aku yang tahu seperti apa perasaanku saat ini, sedih, merana, tersiksa, serasa hidup tiada artinya...

Aku tak pernah berharap apa-apa darinya kecuali hanya sebuah perhatian. Entah ia juga memikirkan diriku atau tidak, namun... setiap detik, setiap menit, setiap hari, bahkan setiap waktu, nama dan wajahnya selalu menganggu pikiranku. Bahkan ketika aku ingin tidur pun selalu terpikirkan olehnya.

Setiap kali aku melihat seorang pemuda, hatiku selalu berkata mungkin itu dirinya, meskipun aku tahu dan aku benar-benar sadar bahwa ia tak mungkin tiba-tiba muncul ketika aku mengharapkannya...

Ingatanku selalu tertuju padanya, awalnya aku tak merasa gerogi ataupun gugup setiap kali tak sengaja bertemu dengannya, tapi... aku mulai berubah 180 derajat. Setiap kali tak sengaja bertemu dengannya, perasaan gugup, salting dan gerogi selalu menyelimuti hati dan tubuhku ini. Padahal aku sudah mencoba menyeimbangkan keadaanku dengan merefresh pikiranku agar tak selalu tertuju padanya, tapi tetap saja aku gagal. Aku benar-benar belum sanggup untuk menempuh jalan sejauh ini, kehidupanku belum seimbang dengan dunia yang kusandang saat ini.

Setiap kali aku membuat tulisan, entah itu novel, cerpen maupun mengerjakan tugas-tugas temanku, khayalan saat mencari ide pun selalu dihantui perasaan yang tak menentu dalam hatiku, dirinya selalu menjadi inspirasi bagiku hingga aku mampu mengkaryakan sebuah tulisan, bahkan dalam waktu yang sangat singkat aku mampu menyelesaikan sebuah novel karena semangat yang tinggi.

Memang dirinya tak pernah memberiku semangat apalagi support, terlebih-lebih dukungan, sama sekali tak pernah. Tapi setiap kali ingat dirinya aku selalu merasakan semangat yang tinggi, selalu merasakan kehadirannya meskipun hatiku selalu sepi tanpa dirinya.

Tapi itu kemarin... Untuk saat ini, pikiranku down karena merasakan kerinduan yang mendalam tanpa bisa terobati... Bahkan untuk mencari ide buat tulisan baruku aku tak mendapatkannya, sudah lebih dari 3 hari ini aku tak mendapatkan ide apa pun, padahal biasanya dalam waktu kurang dari sehari aku sudah mendapatkan beberapa ide untuk tulisanku hingga akhirnya aku memilih satu ide yang benar-benar mantap dan cocok dengan pemikiranku.

Sepertinya aku benar-benar sudah gila dibuatnya, aku tersiksa oleh ketidak pastian perasaan yang ada dalam hatiku terhadapnya. Aku tak pernah tahu seperti apa perasaanya terhadapku, bahkan ia tak pernah sekalipun menghubungiku. Aku tak percaya kalau ia lupa padaku, tapi aku percaya kalau ia mungkin tak ingin menghubungiku, bahkan mungkin malas untuk bertemu denganku.

Aku tak percaya ini bisa terjadi pada diriku, bahkan untuk melupakan dirinya hanya untuk sekejab pun aku benar-benar tak sanggup. Dia benar-benar telah membunuh ketenanganku, ia merubahnya menjadi sebuah kesunyian, kegelisahan, kesedihan, keresahan, kesepian dan kerinduan yang mendalam... Tapi kenapa ia tak mau bertanggup jawab...???

Ia tak pernah memberitahu kepadaku bagaimana kabar maupun keadaannya, ia tak pernah sekalipun menanyakan kabar dan keadaanku. Tapi bodohnya kenapa aku masih menaruh perasaan lebih terhadapnya...? meskipun aku telah terluka, tapi sulit bagiku untuk melepaskannya, sulit bagiku untuk membiarkannya pergi meninggalkanku, sulit bagiku untuk melupakannya walau hanya sekejab.

Cinta... sejak dulu aku tak pernah percaya dengan yang namanya cinta sejati. Itu hanya ada pada diriku terhadap Tuhanku... Tapi, aku mempunyai perasaan sayang yang berlebih terhadapnya, aku juga mempunyai perasaan rindu yang berlebih terhadapnya.

Seringkali aku berusaha untuk mengobati rasa rinduku dengan memandangi beberapa fotonya, tapi semakin aku larut dalam suasana itu, semakin aku merasakan sakit yang tiada tara hingga tak mampu disembuhkan oleh siapapun, bahkan aku yakin sekalipun ia datang untuk menemuiku, sengaja untuk melampiaskan kerinduannya padaku, aku tetap akan merasakan sakit, bahkan lebih sakit lagi jika memang aku bertemu dengannya...

Sekalipun aku terlihat mampu bertahan, namun dalam hatiku aku merasakan kerapuhan, sangat rapuh, bahkan hatiku seakan mudah robet layaknya selembar kertas yang mampu dirobek oleh siapapun. Hatiku juga seperti sayap kupu-kupu yang mudah sekali robek, bahkan hanya sekedar untuk terbang dengan sayap itu, hanya karena hembusan angin, sayap itu bisa robek.

Hatiku juga layu, layaknya sekuntum bunga mawar merah yang telah dipetik oleh seseorang yang tak bertanggung jawab, lalu membuangnya begitu saja hingga akhirnya layu dan kering.

Lalu apa yang harus aku lakukan...? Aku bukan tipe gadis yang suka mengejar-ngejar cinta yang tak pasti, apalagi sampai bersikap se-agresif mungkin agar aku bisa mendapat perhatian lebih darinya. Bukan... aku bukan gadis yang seperti itu.

Aku juga bukan seorang gadis yang akan melakukan apa saja demi mendapatkan cinta seorang pemuda yang kucintai, tapi aku juga bukan seorang gadis yang mudah mendekati seorang pemuda yang kucintai...!!!

Entahlah... Aku sendiri tak tahu pasti aku ini siapa bagi dirinya, aku tak tahu ia menganggapku sebagai siapa dalam hidupnya. Meskipun sahabatku berkata bahwa pemuda itu mungkin hanya mempermainkanku karena ia tak mau memperjuangkan cintanya terhadapku, tapi aku tetap tak mungkin bisa mempercayai hal itu, meskipun aku sadar bahwa mungkin ucapannya menunjukkan satu hal yang ia pahami akan posisiku.

Aku serasa menemukan sosok Naya yang pencemburu jika melihat seorang pemuda yang kucintai dekat dengan gadis lain, dalam arti lebih perhatian pada gadis lain. Aku juga menemukan sesosok Naya yang berkarakter penakut akan kehilangan seorang pemuda yang kucintai... Aku benar-benar menemukan sosok gadis yang bodoh dan tolol dalam diri Naya.

Huff... Kubiarkan saja itu terjadi pada diriku, aku tak peduli sampai kapan akan berlanjut... Tapi untuk saat ini, aku akan selalu merefresh pikiranku agar aku mampu kembali merasakan ketenangan meskipun tanpa kehadirannya disisiku...!

Mungkin... Memang aku harus mengikuti kata hatiku untuk terus bertahan dalam kondisi yang demikian, aku harus memfokuskan duniaku karena memang itulah yang mampu membuatku bertahan.

Antara Cinta dan Cita... Kalau aku mesti disuruh memilih salah satu dari itu, maka aku tak mungkin sanggup. Karena aku bisa meraih citaku karena ada sebuah cinta, dan aku bisa mendapatkan cinta karena citaku...

Hah... Lama-lama aku menjadi bingung mode On...!!!

1 komentar: