Rabu, 06 Januari 2010

Tentang Sahabat-sahabatku...

Dalam pembahasan selanjutnya, gue akan menjelaskan satu persatu karakter sobat-sobat gue, sedekat apa gue dengan sobat-sobat gue ini. Mungkin gue akan menjelaskan dari sobat yang tertua dulu kali ya, yaitu Ningsih Mardiana...

Ningsih Mardiana Lahir di Palembang pada 08 Mei 1989, ia adalah anak pertama. Aku tak pernah tahu pasti seperti apa fisiknya, yang pasti kalau dilihat melalui fotonya, wajahnya bisa digambarkan sebagai sesosok gadis yang dewasa, karena memang ia adalah sobat yang paling dewasa diantara yang lainnya. Karakternya sebenarnya nggak unik sih, hanya saja ia bisa saja menjahili sobat-sobatnya, ia bisa memanfaatkan momen biasa menjadi momen yang teramat penting. Bahkan gue yang selalu ngerjaiannya bisa kena imbasnya juga, gara-gara satu masalah kecil yang belum terselesaikan, ia mancing gue akhirnya gue bisa meluapkan segala rahasia di hidup gue ke dia, bener-bener hebat satu cewek ini.

Selain karakternya yang begitu dewasa, yang tak suka marah dan tak pernah ngambek, ternyata eh ternyata, dia sangat pemalu sekali.

Selanjutnya sobat gue yang bernama Lidia Megawati, gadis yang lucu sekaligus manja setengah metong ini lahir pada 30 Mei 1990, tepatnya di Jambi, meskipun ia beda agama dengan gue dan sobat-sobat yang lainnya, tapi dia tetep seorang sobat yang bisa menghargai agama sobat-sobatnya. Bahkan gue merasa dia adalah seorang sahabat yang paling mengerti kondisi sahabatnya. Kalau dilihat dari paras wajahnya ia terlihat manis, katanya si tubuhnya bulet, gue sendiri nggak pernah tahu sebulat apa tubuhnya... ha ha ha, dipikir bola kali ya bulet...

Selain karakternya yang lucu dan fine setiap saat, ternyata ia juga seperti gue, yang selalu kesepian karena jauh dari sahabat-sahabat yang lain, kami memang tinggal di daerah yang berbeda, makannya kami tak pernah bisa face to face. Kami saling mengenal pada akhir-akhir bulan Februari, lalu kami dekat pada awal-awal bulan Mei, melalui facebook kami saling mencurahkan isi hati kami, saling kirim komentar yang nyleneh.

Tepat ketika tanggal 26 Mei kami bentuk anggota menjadi "The Green Moss", awalnya gue yang nyaranin, dan gue juga yang bikin nama genk ini, mereka setuju, akhirnya ditetapkanlah tanggal 26 Mei sebagai berdirinya anggota genk "The Green Moss" yang sering di sebut dengan TGM.

Yang ketiga sobat gue bukan seorang gadis, tapi seorang pemuda, namanya Giat Eko Pambudi. Sebenarnya gue masih bingung ni cowok dilahirin nyokapnya dimana. Katanya si pertama kali ia menghirup udara segar pada 13 Desember 1990 di Banyumas. Gue sempat menganggap ni cowok cukup misterius, cowok ini juga yang sering bertengkar sama gue.

Tapi yang paling bikin gue jengkel dari dia adalah ketika dia bohongin gue, bilangnya dia ada di Belanda, nuntut ilmu disana, tahunya masih di Jawa. Kayaknya emang cuman gue deh yang kena tipu daya syetan semacam dia ini, nyata banget. Gue sempat bingung, sebenarnya gue yang terlalu bego' percaya sama dia, atau emang dia yang begitu cerdik akalnya hingga bisa nipu gue. Hah... Dasar pemuda konyol.

Next... Yang ke empat ini juga cowok, namanya Wahyu Maulana, setahu gue ia dilahirin nyokapnya di Malang pada 27 Oktober 1992. Pemuda inilah yang paling muda diantara kami, ia begitu kocak dan selalu terlihat ceria, selain karakternya yang unik dan menyenangkan, ia juga teman curhat yang baik. Hanya saja, sekarang dia jarang banget online di facebook maupun Ym karena mesti ngurusin sekolahnya yang belum kelar, dia kan masih kelas 3 SMK.

Dan yang terakhir adalah sobat gue yang selalu ada dimanapun gue berada. Mungkin karena rumahnya yang terbilang sangat dekat dengan rumah gue, jadinya ia selalu ada buat gue, ketika gue kirim pesan untuk datang ke rumah gue, secepat kilat ia langsung nongol didepan muka gue.

Gadis ini bukan salah satu anggota dari TGM, soalnya dia nggak kenal sama Ning, Mei, Gie maupun Wahyu. Dia hanya pernah mendengar cerita tentang mereka dari gue, itu juga hanya beberapa kali saja. Gadis ini punya karakter yang sedikit pendiam jika berhadapan dengan orang yang belum dia kenal, beda dengan gue yang grapyak sama siapa aja, baik yang udah gue kenal maupun yang belum pernah gue kenal sekalipun.

Oh ya, Gadis ini lahir di Kudus, sama kayak gue, hanya saja dia dilahirin pada 09 Oktober 1991. Yang gue suka dari gadis ini adalah, dia berpendirian teguh, tapi terkadang dia juga ngingkari prinsipnya. Dia putri dari kyai dimana gue sering mengaji di mushollanya, gue sempat nggak bisa menilai karakter gadis ini, tapi lama kelamaan setelah gue mengenalnya, akhirnya gue tahu seperti apa karakter gadis ini.

Gadis ini paling tak bisa menunjukkan kemarahannya langsung didepan orang yang telah membuatnya kecewa, tapi melalu telepon seluler ia mencurahkan segala uneg-unegnya ke gue, disaat ia sedang marah dengan seseorang, jatuh cinta dengan seseorang, sampai dia habis kepleset dari kamar mandi pun diceritain ke gue. Padahal belum tentu juga gue baca sms darinya, apalagi bales, soalnya akhir-akhir ini handphone gue dibawa keponakan gue.

Tapi gadis ini cukup dermawan , tapi yang nggak gue sangka darinya itu, meski pun dia orang pondokan, ternyata ia juga bisa menyimpan perasaan yang lebih terhadap seorang pemuda. Bahkan sepertinya ia lebih gila dariku dalam mencintai seorang pemuda, gue benar-benar kagum dengan gadis ini,
meskipun ia tahu bahwa ia tak mungkin bisa memiliki pemuda yang ia suka, tapi ia tetap bertahan dan tetap mencintai pemuda itu, bahkan yang lebih gilanya, foto-fotonya itu loh yang nggak nguati, dia menyimpan banyak foto pemuda itu. Yang herannya lagi, sebagai sahabatnya, gue juga ikut ketularan kayak dia, nyimpen foto pemuda yang gue suka. Gila nggak tuh...?

Yang paling klop dari kami adalah : kami berdua sama-sama menderita karena mencintai seorang pemuda yang begitu cuek terhadap kami. Kami sama-sama sakit hati bersama, sedih bersama jika membahas tentang masing-masing pemuda yang kami
suka. Pokoknya kami berdua benar-benar terbuka, tak ada satu rahasia pun yang kami tutupi. Tapi bukan berarti pemuda yang kami suka itu sama loh...? Jangan sampai deh, entar malah bertengkar lagi.

Tapi ada satu hal yang sempat membuat gue heran, ternyata... Setelah gue mengenalnya lebih dekat, gadis ini lebih cerewet dari gue, padahal dari siapa saja orang yang cerewet yang gue kenal, guelah yang paling cerewet, ternyata... Dia lebih cerewet dari gue... ha ha ha...




Inilah Identitas The Green Moss

Nah... Itu semua adalah sahabat-sahabat gue... Merekalah yang mendukung dunia penulisan gue, karena mereka juga gue bisa terinspirasi membuat karya novel yang kini masih berada di tangan penerbit...!!


So... Thanks to all My best friend...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar